St. Muanifah

MI Negeri 3 Banyuwangi...

Selengkapnya
Navigasi Web
EMPAT KOMPETENSI PENDIDIK DAN KONSEP PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

EMPAT KOMPETENSI PENDIDIK DAN KONSEP PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

#TANTANGAN MENULIS 30 HARI (PART 7)

#TANTANGAN GURUSIANA

Tugas guru yang paling utama adalah mendidik, bukan mengajar. Mendidik adalah proses transfer nilai (transfer of value), sedangkan mengajar merupakan transfer pengetahuan (transfer of knowledge. Proses mendidik tidak hanya berlangsung di kelas, sedang mengajar hanya saat proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan UU Nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, Permendiknas Nomor 16 tahun 2007, dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008, Standar Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Karena proses mendidik lebih utama, maka seorang pendidik harus memperkuat kompetensi yang relevan dengan tugas mendidik. Empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, yaitu ;

1. Kompetensi pedagogik

2. Kompetensi kepribadian

3. Kompetensi sosial

4. Kompetensi profesional

Empat kompetensi guru tersebut bersifat holistik, artinya merupakan satu kesatuan utuh yang saling terkait.

Kompetensi pedagogik, guru diharap mampu mengetahui karakter dan kejiwaan siswa, sehingga mampu memberikan formula yang pas bagi siswa, karena masing-masing siswa mempunyai karakter yang berbeda-beda.

Kompetensi kepribadian, guru diharap mampu menjadi teladan siswa-siswi nya, juga di lingkungan masyarakat, baik tutur katanya, akhlaknya, cara berpakaian, dimana guru menjadi figur bagi anak didiknya, juga masyarakat luas.

Kompetensi sosial, guru diharap mempunyai jiwa sosial tinggi, peka terhadap lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, ringan tangan untuk saling membantu keperluan orang lain, tanpa harus menghitung-hitung pekerjaan yang dilakukan, agar tercipta Tim yang kompak.

Kompetensi profesional, kompetensi profesional berada pada urutan terahir, itu artinya pemahaman kejiwaan dan karakter siswa, guru yang mempunyai kepribadian, guru yang mempunyai sikap sosial yang tinggi, diharap mampu menjadi guru yang profesional, mengajar siap perangkat dan materinya, sehingga tidak asal masuk kelas dengan segala ketidaksiapannya.

Perspektif pendidikan Islam, pendidik sering disebut murabbi, mu’alim, mu’adib, kadang kala disebut al-Ustadz. Karakteristik dan kompetensi pendidik dalam pendidikan Islam, menurut an-Nahlawi terbagi menjadi beberapa bentuk ;

1. Mempunyai watak rabbaniyah

2. Bersifat ikhlas

3. Bersifat sabar

4. Jujur

5. Senantiasa membekali diri dengan ilmu

6. Mampu menggunakan metode mengajar bervariasi

7. Mampu mengelola kelas

8. Mengetahui kehidupan psikis peserta didik

9. Tanggap terhadap berbagai kondisi

10. Berlaku adil terhadap peserta didiknya

Mempunyai watak Rabbaniyah, hendaknya para murabbi, ustadz, mampu mengenal Tuhannya dengan baik, bagaimana tidak? Seorang murabbi, ustadz tidak mengenal Tuhannya dengan baik, maka bisa menyesatkan muridnya atau santrinya. Contoh yang sedang viral sekarang, seorang ustadz di Madura mengatakan kepada santri-santrinya bahwa sabu-sabu itu halal, santri disuruh memakai dan ustadznya sendiri selain memakai juga menjual barang haram tersebut, yang berdalih bahwa di al-Quran tidak dijelaskan tentang sabu-sabu, memang secara khusus tidak menyebutkan sabu-sabu, tetapi sudah jelas diterangkan, bahwa semua yang memabukkan itu haram, ini adalah informasi yang menyesatkan bagi orang lain bila mengatakan sabu-sabu itu halal.

Bersifat ikhlas, hendaknya para murabbi/ustadz menata hati dengan ikhlas dalam mendidk santri-santrinya/peserta didiknya. Bukan hanya kepada santrinya saja, tetapi sifat ikhlas hendaknya tertanam pada dirinya.

Bersifat sabar, hendaknya para murabbi berhati sabar, mampu mengendalikan diri dalam menghadapi peserta didik ketika ada yang nakal, ada yang sulit menerima pelajaran, maka tugas murabbi/ustadz memberikan perhatian lebih pada anak tersebut.

Jujur, para murabbi hendaknya bersifat jujur, agar dapat dipercaya santri dan masyarakat.

Senantiasa membekali diri dengan ilmu, para murabbi hendaknya membekali diri dengan ilmu, aagar santri/peserta didik dapat menerima ilmu yang benar.

Mampu menggunakan metode mengajar yang bervariasi, metode mengajar merupakan hal yang sangat penting dalam kesuksesan pembelajaran, oleh karenanya para murabbi diharap mampu menggunakan metode mengajar yang bervariasi, agar santri/peserta didik bisa menyerap materi pelajaran dengan baik.

Mampu mengelola kelas, keberhasilan pembelajaran antara lain murabbi mampu mengelola kelas dengan baik, ketika kelas gaduh yang bukan pembelajaran, maka yang lain akan terganggu sehingga suasana kurang kondusif, sehingga hasil pembelajaran tidak maksimal.

Mengetahui kondisi kehidupan psikis peserta didik, murabbi/ustadz guru, yang baik adalah yang mampu mengetahui kondisi psikis/kejiwaan peserta didik, sehingga tidak sebatas mengajar saja.

Tanggap terhadap berbagai kondisi, murabbi/ustadz/guru, yang baik adalah yang tanggap dengan segala kondisi, baik kondisi yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan, sehingga peserta didik merasa aman dan nyaman dibawah perhatian murabbi nya.

Berlaku adil terhadap peserta didiknya, murabbi tidak boleh pilih kasih terhadap peserta didiknya, tetapi diharap mampu bersikap adil terhadap mereka, siapa yang salah perlu diingatkan atau ditindak, dan memberikan apresiasi kepada yang berprestasi.

Al-Abrasy memberikan batasan tentang karakter pendidik adalah;

1. Seorang pendidik hendaknya memiliki sifat zuhud

2. Seorang pendidik bersih fisiknya, bersih jiwanya

3. Ikhlas dan tidak riya’

4. Pemaaf, sabar, sanggup menahan amarah

5. Mampu mencintai peserta didik seperti mencintai anaknya sendiri

6. Mengetahui karakter peserta didik

7. Menguasai pelajaran yang diajarkan

Sungguh mulia tugas guru, mendidik, mengajar, membina, anak-anak bangsa sebagai generasi penerus

Memiliki sifat zuhud, seorang pendidik hendaknya mempunyai sifat zuhud, tidak semata-mata memikir hasil dari jerih payahnya mendidik, tetapi utamakan mendidik dengan ikhlas, dengan hati, maka materi akan ikut sendiri, karena tidak ada rejeki yang tertukar, jadi fokuskan mendidik dengan baik.

Seorang pendidik bersih fisiknya, bersih jiwanya, performance sangat penting diperhatikan, bagaimana murabbi/ustadz/guru, bisa mendidik dan mengajar dengan baik jika penampilannya saja lusuh dan tidak bersemangat, jiwanya juga harap dikelola dengan baik, agar rasa aman dan nyaman dirasakan peserta didik, maka antara fisik dan jiwa harus seimbang agar terjadi pembelajaran yang berkwalitas dan menyenangkan.

Ikhlas dan tidak riya’, para murabbi/ustadz/guru, hendaknya mengajar dengan hati, jauhkan sifat riya’ (pamer), karena akan mengurangi pahala bahkan menghanguskan pahala yang diterima. Apa juga yang dipamerkan sebagai pendidik, tidak perlu, karena kita sendiri yang akan rugi karena riya’ dapat menghapuskan pahala.

Pemaaf, sabar, dan bisa menahan marah, para murabbi/ustadz/guru, adalah sosok yang didambakan peserta didiknya agar berlaku pemaaf, sabar, dan tidak suka marah, bagaimana pembelajaran bisa berjalan dengan baik, bila ustadz atau guru nya suka marah-marah, maka selain suasana kurang kondusif juga bisa mengganggu kesehatan.

Mampu mencintai peserta didik seperti mencintai anaknya sendiri, ingatlah, peserta didik disekolahkan karena agar dididik dengan benar, bukan menjadi obyek yang kurang menguntungkan. Hendaknya menjadi murabbi/ustadz/guru bisa membuka hati untuk menyayangi peserta didiknya seperti menyayangi anaknya sendiri. Untuk bisa bersikap seperti itu maka bayangkan kalau yang diperlakukan tidak benar adalah anaknya sendiri, maka akan tumbuh sikap kasih sayang kepada pesertadidik.

Mengetahui karakter peserta didik, para murabbi/ustadz/guru, hendaknya mampu mengetahui karakter peserta didik, sehingga akan memudahkan murabbi/ustadz/guru, memberikan teknik pembelajaran dengan benar.

Menguasai pelajaran yang diajarkan, memberikan atau mentransfer ilmu pengetahuan bukan hal yang mudah dan bisa disepelekan, tetapi musti menguasai pelajaran yang akan diajarkan, tidak boleh serampangan dan tanpa persiapan, sehingga diharapkan peserta didik dapat menguasai ilmu yang diperoleh dari murabbi/ustadz/gurunya.

Dari sekian banyak uraian, mulai dari 4 kompetensi secara umum yang harus dimiliki guru dan konsep pendidik dalam pendidikan Islam, semua berharap banyak dari sosok murabbi/ustadz/guru agar menjadi sosok yang paripurna, begitu juga harapan stakeholder kepada Murabbi, Ustadz, Guru, bisa menjadi agen perubahan bagi putra putrinya sebagai generasi penerus bangsa.

Semoga bermanfaat

Save Guru

Salam Literasi!

The sunrise of Java

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jos tenan wes

24 Jan
Balas

Makasih nyaah..., dah selalu suport

24 Jan



search

New Post